ITB Bekerjasama dengan ITG Laksanakan Pengabdian Melatih Warga Desa Sukasenang Olah Jelantah Jadi Sabun dan Lilin

Untuk membantu penyelesaian permasalhan yang timbul di masyarakat serta memajukan kesejahteraan bangsa, khususnya masyarakat desa, dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), melaksanakan program Pengabian kepada Masyarakat (PM). Kegiatan pengabidan dilaksanakan di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Ketua Kelompok Keahlian Informatika ITB, Prof. Ir. Kridanto Surendro, M.Sc., Ph.D., menjelaskan dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukasenang ini pihaknya memberi pelatihan kepada masyarakat. Pelatihan yang diberikan yakni pengolahan limbah  minyak atau jelantah menjadi  sabun dan  lilin. Menurutnya, kegiatan ini dibiayai oleh ITB dari program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2024. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen dengan mengajak sejumlah mahasiswa dan bekerja sama dengan Institut Teknologi Garut (ITG) serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut.

“Pada saat pertama kami sudah melakukan kegiatan pelatihan “training of trainer” pada beberapa orang mahasiswa ITG. Diharapkan mereka bisa menjadi ujung tombak untuk melakukan kegiatan ini ke lingkungan masyarakat di kota Garut ini”, ujar Kridanto saat ditemui seusai kegiatan di aula kantor Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin, 8 Juli 2024.

Dikatakannya, selain membawa 12 orang mahasiswa ITB, untuk menyukseskan kegiatan inj di Desa Sukasenang, pihaknya juga dibantu 10 orang mahasiswa ITG. Garut dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tentunya dengan berbagai pertimbangan. Dirinya dan beberapa dosen di ITB, tutur Kridanto, mengusulkan untuk melakukan kegiatan di Kabupaten Garut karena di Garut banyak industri, banyak usaha yang menjual produknya dengan cara digoreng. Diakuinya, dirinya pun sudah pernah melihat usaha sejumlah produk di Garut yang banyak menggunakan  minyak goreng sehingga limbah  minyaknya pun banyak.

Dia mencontohkan, banyak produk makanan khas Garut yang pengolahannya dengan cara digoreng di antaranya kerupuk kulit dan burayot. Mengingat setiap harinya jenis makanan seperti itu diproduksi dengan jumlah yang besar, tentu limbah  minyak gireng atau jelantahnya pun akan banyak.

“Daripada dibuang yang malah akan menimvulkan masalah lingkungan, kan lebih baik limbah jelantah itu kita manfaatkan dengan diolah menjadi barang yang berguna seperti  sabun dan  lilin. Tak hanya bisa digubakan sendiri, jika produksinya sudah lumayan besar, ini kan bisa dijual dan menjadi sumber mata pencaharian”, katanya. Menurut Kridanto, cara pengumpulan limbah jelantah ini bisa dilakukan seperti halnya sistem bank sampah. Ibu-ibu bisa mengumpulkan minyak jelantah untuk dijual dan dikumpulkan untuk kemudian diproduksi menjadi sabun dan lilin.

Disebutkannya, program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan hasil kepakaran dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni oleh sivitas akademika ITB dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa. Ketua PKK Desa Sukasenang, Indri Pancawati, memyambut baik kegiatan yang dilaksnakan pihak ITB di desanya ini. Pelatihan yang diberika ln kepada warga dinilainya sangat besar manfaatnya katena bukan hanya bisa mengurangi pencemaran akibat pembuangan limbah jelabtah tapi juga bis menghasilkan barang yang sangat berguna. “Kegiatannya sangat positif, materi pelatihannya pun sangat nagus dan bermanfaat. Setelah mengukuti pelatihan, warga khususnya ibu-ibu tidak akan lagi membuang limbah jelantahnya yang tentunya berpenagruh terhadap pencemaran lingkungan”, komentar Indri.

Sementara itu Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan, menyampaikan terima kasih atas kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan pihak ITB di Desa Sukasenang. Ini merupakan sebuah kepedulian yang sangat besar manfaatnya bagi warga desanya. Dia berharap program ini bisa diterapkan secara baik oleh warga mengingat manfaatnya yang sangat besar. Dengan sistem pengolahan limbah  minyak jelantah menjadi  sabun dan  lilin ini, diharapkan bis mengurangi pencemaran di daerahnya akibat pembuangan limbaj  minyak jelantah. “Yang tak kalah pentingnya, keterampilan yang dimiliki warga dalam mengolah limbah minyak jelantah ini juga bisa menjadi mata pencaharain baru yang nantinya diharapkan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perkonomian warga Desa Sukasenang”, ucap Iwan.

Lebih jauh Iwan menyampaikan, kegiatan itu diikuti 60 peserta yang semuanya warga Desa Sukasenang. Selain mendapatkan pelatihan, setiap peserta juga mendapatkan 1 liter minyak goreng dari pihak ITB.

Sumber: Kabar Garut